Allah SWT menciptakan
manusia dgn dua ketentuan ketentuan bersifat mutlak sebagai kehendak Allah yg
disebut iradah kauniyyah dan ketentuan yg menghendaki menusia berjalan menuju
ke jalan kebenaran atau disebut iradah syar’iyyah. Dalam iradah kauniyyah
manusia tidak dimintai pertanggungjawaban atas kehendak Allah yg terjadi
padanya mengapa ia menjadi seorang pria atau wanita mengapa muka kita seperti
ini mengapa berbadan tinggi dan yg semacamnya.
Ketentuan kedua
Allah iradah syar’iyyah menghendaki manusia berjalan menuju
kebenaran. Untuk tujuan tersebut Allah memberikan sejumlah perangkat.
Pengutusan para rasul yg ditutup oleh Nabi kita Muhammad saw. adl salah
satunya. Barang siapa yg menerima dan memegang komitmen dalam hidupnya sesuai
dgn kehendak Allah maka dia selamat dunia maupun akhirat . Tetapi
sebaliknya jika ia menolak dgn berpegang pada isme-isme buatan jin dan manusia
dia tersesat di dunia dan merugi di akhirat . Atas dasar itu terjadi tarik-menarik
antara kebenaran dan kebatilan. Bendera kebenaran dibawa oleh para nabi sedang
bendera kebatilan dibawa oleh setan dan konco-konconya dari jin dan manusia .
Maka sejak iblis diusir dari neraka dia bersumpah utk menyesatkan seluruh
manusia kecuali hamba Allah yg bersyukur {Al-A’raf 12-18}. Upaya penyesatan itu
berlangsung sampai hari kiamat. Maka sejak itu terjadi
dua kelompok yg selalu tarik-menarik seperti firman Allah SWT Orang yg beriman
di jalan Allah sedangkan orang-orang non muslim berjuang di jalan thaghut maka
perangilah pembela-pembela seitan sesungguhnya tipu daya syaitan itu lemah. .
Upaya perusakan setan
dilakukan melalui dua arah. Pertama fitnah syubhat berupa wacana pemikiran dan
keyakinan yg berlawanan dgn kebenaran. Fitnah ini diusung oleh non-muslim atau
juga lewat orang muslim yg berpenyakit . Kedua fitnah syhwt (**) dalam perilaku
seksual. Jika seorang muslim terkena salah satu fitnah tersebut atau bahkan
keduanya daya memperjuangkan Islamnya akan lumpuh.
Dalam melumpuhkan
kekuatan umat Islam musuh-musuh Islam menggunakan segala macam cara yg
terus-menerus dikembangkan baik melalui eksternal {vis to vis dgn kaum
muslimin} maupun internal . Dan itu dilakukan sepanjang sejarah perjuangan umat
Islam. Semenjak dari negara pimpinan Nabi saw. lalu dinasti Umayyah Abbasiyyah
dinasti-dinasti lain dan sampai yg terakhir Utsmaniyah. Dicatat oleh Dr. Abdul
Halim dalam kitabnya Asbaabu Suquuthi Tsalatsiina Daulah Islamiyah {Sebab-Sebab
Kejatuhan 30 Negara Islam} bahwa kejatuhan negara-negara Islam umumnya
disebabkan oleh hal-hal di atas dari penyimpangan ideologi sampai penyimpangan
moral.
Faktor Eksternal yg
Menggerogoti Umat Islam Kerja sama zionisme dan salibisme internasional dalam
menghadapi umat Islam dicatat Dr. Umar al-Faruk dalam bukunya Segi Tiga
Penjajahan Orientalisme dan Kristenisasi sebagai usaha yg memporak-porandakan
kekuatan umat Islam di seluruh dunia.
Kita melihat bagaimana
Portugal Inggris dan Belanda ketika menjajah Indonesia. Ketiga hal di atas
menjadi suatu langkah kongret usaha mereka yg berhasil mengangkangi umat Islam
Indonesia berabad-abad. Mereka memperlakukan umat Islam sekehendaknya dan bagi
yg menentang dikenakan tuduhan ektresmis fundamentalis dan lain-lain. Ketika
penjajah sudah hengkang peranan mereka digantikan oleh kaum intelek kita yg
menjadi perpanjangan tangan para orientalis dgn mengampanyekan paham-paham
mereka atas nama nasionalisme modernisme sekularisasi desakralisasi
reaktualisasi pribumisasi dan semacamnya. Hal tersebut diungkapkan R. William
Lidle dalam bukunya Islam Politik dan Modernisasi.
Di antara wacana-wacana
itu yg kini lumayan naik daun adl Islam Liberal. Perkembangan Islam Liberal
telah mendominasi para intelektual kita.Greg Burton dalam bukunya
Islam Liberal di Indonesia menyebutkan paling tidak ada tiga nama besar pembawa
gagasan paham ini di Indonesia Nurcholis Majid Abdurrahman Wahid dan Johan
Effendi.
Ditinjau dari sudut
pemerintahan perjalanan peran umat Islam dipegang oleh tiga elemen. Pertama
elemen nasionalis muslim Soekarno yg dilanjutkan oleh Soeharto lalu Habibie.
Mereka adl tipe pemimpin sekuler yg mengadopsi paham Islam formalistik.
Kepemimpinan model ini telah gagal menciptakan kesejahteraan umat bahkan
keadaannya termarjinalkan. Elemen kedua adl kelompok modernis dan Islam
liberal. Di bawah kepemimpinan Gus Dur model ini terbukti gagal juga. Terakhir
kaum kafirin khawatir akan lahirnya elemen ketiga yg nantinya membawa
kemenangan dan kesejahteraan Islam melalui kekuasaan secara de facto dan de
jure. Elemen ketiga itu mereka sebut fundamentalisme.
Roger Garraudy menyebut
fundamentalisme sebagai antitesis bagi sekularisme. Sementara mantan Presiden
Amerika Richard Nixon setidaknya menginventarisasi lima pemicu munculnya kaum
fundamentalis dalam Islam. Pertama mereka yg digerakkan kebencian terhadap
Barat/anti-Barat. Kedua mereka yg bersikeras mengembalikan peradaban Islam yg
lalu. Ketiga mereka yg bertujuan mengaplikasikansyariat Islam. Keempat mereka yg
mempropagandakan bahwa Islam adl agama dan negara. Kelima mereka yg menjadikan
masa lalu itu sebagai penuntun masa depan mereka ini bukan orang-orang
konservatif namun cukup revolusioner {Adian Husaini Yusril Versus Masyumi hal.
49}.
Fundamentalisme
benar-benar dianggap ancaman oleh blok kafir yg dikomandoi oleh Barat. Mata
dunia terbuka lebar ketika menyaksikan Sovyet yg kokoh bertekuk lutut di
hadapan para mujahidin Afghanistan yg oleh mereka disebut muslim fundamentalis.
Sebuah bukti bahwa kekuatan fisik dan mesin-mesin perang tidak cukup ampuh
melawan gelora jihad {mereka menyebutnya fundamentalisme}. Maka tidak heran
jika kemudian tesis Samuel Huntington The Class of Civilisation/Benturan Peradaban
mereka jadikan kemudi utk menyudutkan umat Islam di seluruh dunia. Lalu
dibuatlah isu terorisme utk membungkam gelora jihad umat Islam sehingga tidak
mempunyai perlawanan lagi. Betul kata Nabi saw. Tidaklah suatu kaum
meninggalkan jihad kecuali akan hina.
Adapun gerakan
kristenisasi yg berjalan terus semenjak masa penjajahan hingga kini imbasnya
jelas-jelas dirasakan oleh umat Islam di berbagai pelosok daerah. Grafik
statistik kependudukan tentang kuantitas kaum muslimin yg menurun drastis adl
bukti yg autentik. Padahal Indonesia mempunyai piranti undang-undang yg
melarang pemaksaan agama. Jika memperhatikan keadaan umat Islam akan kita
dapati berbagai indikasi kemerosotan dalam hampir seluruh aspek kehidupan baik
akidah ibadah maupun moralitas. Fenomena kemusyrikan terjadi di mana-mana. Di
antara yg paling menonjol adl praktik perdukunan. Ditambah lagi dgn pesatnya
perkembangan aliran-aliran sesat yg memanfaatkan kebodohan umat.
Dalam ibadah ritual umat
Islam masih jauh dari masjid terutama salat subuh. Dari segi moralitas sudah
nyata-nyata bobrok. Sebagai ilustrasi Jakarta yg penduduknya 80% muslim dgn
jumlah masjid 2.400 musala 5.500 dan majelis taklim 6.750 mencetak rekor
tertinggi dalam peredaran narkoba skala nasional sekitar 60% sedang sisanya tersebar
di wilayah-wilayah lainnya.
·
Budaya munafik
sikap ulama yg tidak
berpihak kepada umat dalam bentuk pembodohan atas nama ketaatan sikap para
penguasa muslim dgn komitmen Islam yg lemah sikap masa bodoh para pengusaha
muslim dalam mengentaskan kemiskinan dan tampilnya ulama-ulama kagetan yg bodoh
tetapi sok pintar serta berbagai macam penyakit umat yg sudah sangat kronis
pengobatannya membutuhkan waktu yg cukup lama dgn melibatkan semua elemen umat
Islam yg terampil utk bangkit menyelamatkan umat dari jurang kehancuran. Dari
kezaliman menuju keadilan Islam; dari kebodohan menuju kesadaran Islam.
Faktor Internal Penyebab
Kelemahan Umat Jika ditinjau lbh jauh masyarakat muslim di berbagai pelosok
Indonesia terpecah-pecah dalam berbagai sekat kelompok organisasi dan model
dakwah variatif lainnya dgn klaim masing-masing kelompok paling benar. Realita
itulah yg menyebabkan kekuatan dakwah tercecer. Berbicara tentang dakwah
berarti berbicara risalah Islam. Sudahkah ia terimplementasi dgn baik? Seberapa
jauh pemahaman dai kita tentang metode dakwah Rasulullah?
Seberapa banyak dai yg diterjunkan ke dalam masyarakat? Setingkat apa
kualifikasi mereka? Bagaimana intensifitas dakwah mereka? Sejauh mana mereka
dapat menghindarkan masyarakat muslim dari keterperosokan moral?
Pertanyaan-pertanyaan ini penting utk direnungkan mengingat bahwa kebangkitan
umat Islam dari multidimensi yg dialaminya sangat bergantung pada keberhasilan
peranan dakwah.
Dalam tataran lokal
kelemahan dakwah telah sampai pada tingkat yg luar biasa sehingga sulit
mengharapkan sebuah kebangkitan Islam dalam jangka waktu yg pendek. Indikasi
kelemahan tersebut antara lain sebagai berikut.
- Banyaknya syirik bidah khurafat dan takhayul.
- Dekadensi moral yg mengerikan.
- Permusuhan antar-umat yg kerap terjadi hanya krn
sebuah perbedaan.
- Integritas pribadi para dai yg bermasalah.
- Masjid-masjid banyak yg kosong dan difungsikan
hanya utk salat.
- Pendidikan agama di sekolah-sekolah mengkhawatirkan.
- Masih meratanya tingkat kebodohan tentang Islam.
- Mayoritas masyarakat muslim enggan menampakkan
penampilan Islamnya.
- Banyak daerah yg tidak terjamah dakwah krn
kurangnya dai dan diperparah oleh penyebaran aliran sesat yg sangat luas.
- Fanatisme tiap-tiap kelompok yg sulit
dipertemukan.
- Dan lain-lain.
·
Solusi Problematika Umat
Menegakkan Islam dgn
Cara Islam Sub-judul di atas menggambarkan upaya sungguh-sungguh utk memahami
dan mempraktikkan dgn benar penegakan syariat Islam dgn cara yg sesuai dgn
Islam. Meskipun pada kenyataannya banyak upaya yg dilakukan umat Islam dalam
menegakan kalimat Allah itu dgn berbagai cara. Ada kalanya islami tetapi
parsial ada pula yg tidak islami tetapi berusaha melegitimasi dgn dalil-dalil
syar’i dgn lbh banyak bersifat ijthadi pada saat ada dalil sebab ijtihad
dilakukan pada saat tidak ada dalil atau dalil bisa dipahami lbh dari satu
pengertian.
Karena itu kita dapati
berbagai corak perjuangan yg dilakukan umat Islam satu sama lain menekankan
pentingnya bidang garapan yg digelutinya. Para politisi muslim umpamanya
menekankan perjuangan Islam yg paling efektif adl melalui jalur politik.
Sementara para ekonom muslim menganalisis mana mungkin perjuangan Islam bisa
berhasil kalau umat Islam lemah ekonominya. Demikian pula para juru dakwah
mereka harus mengemukakakan bahwa perjuangan Islam yg paling dominan adl dgn
kembali berpegang kepada Islam agar mereka jaya tanpa memperinci lbh jauh apa
dan bagaimana merealisasikannya dans seterusnya.
T anggung
Jawab Personal Kita menyadari bahwa tanggung jawab yg akan dipertanyakan kelak
di hari akhirat adl tanggung jawab personal. Artinya Allah tidak membebankan
tanggung jawab pihak lain kepada kita kecuali kalau kita punya andil dalam
persoalan tersebut. Karena itu banyak ayat yg menekankan tanggung jawab ini.
Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dgn kesanggupannya. Tidaklah kamu dibebani melainkan
dgn kewajiban kamu sendiri. {An-Nisa 84}. Hai orang-orang yg beriman
selamatkanlah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka. Rasulullah saw.
bersabda Mulailah dgn diri kalian sendiri atau mulailah dgn keluargamu.
Dengan demikian
prioritas kita adl menyelamatkan diri sendiri dari segala kemungkinan
penyimpangan terhadap misi utama kehidupan yaitu Dan tidaklah Aku ciptakan jin
dan manusia kecuali utk beribadah kepada-Ku.
Apabila kita sadari hal
itu kita akan memahami arti ibadah seluas-luasnya. Yaitu segala sesuatu yg kita
lakukan dalam kehidupan kita sesuai dgn apa yg dicintai dan diridai Allah SWT .
Segala apa yg dicintai dan diridai oleh Allah baik berupa perkataan perbuatan
yg nampak maupun yg tersembunyi. {Ibnu Taimiyah Al-’Ubudiyah hlm. 1}. Ini
mengandung pengertian bahwa seluruh aktivitas kita harus sesuai dgn syariat
Islam. Jadi fokusnya adl kita sementara acuannya adl syariat Islam. Karena itu
tidak benar seseorang yg belum mengerti ajaran Islam dalam membangun
kepribadiannya tetapi sudah sibuk bagaimana menegakkan Islam. Tidak berarti
menegakkan Islam tidak penting tetapi prosesnya salah.
Sesudah seseorang dalam sekup
individu melaksanakan tanggung jawab dirinya sebagai hamba Allah dia akan
melangkah menempati posisi di masyarakatnya sesuai dgn kapasitas masing-masing.
Di sinilah terjadi interaksi dan kooperasi antara anggota masyarakat muslim
sesuai dgn firman Allah SWT Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan
takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. .
Dan tanggung jawabnya
semakin luas sesuai dgn kapasitas kemampuannya sehingga dgn posisi
masing-masing itu akan dimintai pertanggungjawabannya seperti sabda Nabi saw.
Ketahuilah bahwa tiap kalian adl penanggung jawab dan tiap kalian akan ditanyai
terhadap apa yg menjadi tanggung jawabnya. Imam yg ada di tengah manusia adl
penanggung jawab dan dia akan ditanyai terhadap apa yg menjadi tanggung
jawabnya. Seorang suami bertanggung jawab terhadap keluarganya dan dia akan
ditanyai tentang apa yg menjadi tanggung jawabnya. Dan seorang isteri
bertanggung jawab terhadap rumah suaminya dan anaknya dan dia akan ditanya
tentang mereka. Dan apabila tiap individu tidak melaksanakan tanggung jawabnya
sebagai hamba Allah yg berkewajiban melaksanakan syariat Islam sesuai dgn
kemampuannya berarti dia telah berkhianat. Hai orang-orang yg beriman janganlah
kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat
yg dipercayakan kepadamu sedang kamu mengetahui. .
Dalam istilah fikih
bahwa tanggung jawab personal itu fardu ain sedangkan tanggung jawab kolektif
adl fardu kifayah. Adalah salah besar kalau ada orang yg mengutamakan fardu
kifayah daripada tanggung jawab fardu ain . Tetapi menjadi sangat baik kalau
dia mengerjakan fardu ain juga melaksanakan fardu kifayah. Kalau tidak maka
seluruh umat berdosa.
Teladan Rasulullah
Gambaran di atas akan lbh jelas pada personifikasi Rasulullah saw. sebagai
teladalan bagi perjuangan umat Islam. Dan mempelajari perjalanan perjuangan
Nabi saw. tidak boleh sepotong-sepotong seperti mereka yg terperangkap dgn
mengotak-kotakan masa Mekah dan masa Madinah. Karena Islam sudah lengkap dan
Nabi saw. telah mempraktikkannya secara sempurna. Maka kewajiban kita adl
memahami sirah Nabi saw. itu secara komperehensif dan mempaktikkannya sesuai
dgn kapasitas dan kondisi kita seperti firman Allah SWT. Maka bertakwalah
kalian kepada Allah semampu kalian .. {Ath-Thaghabun 16}.
Dan Rasulullah saw.
memberikan arahan atas kelengkapan syariat Islam yg harus kita pedomi.
Sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan hal-hal yg wajib maka janganlah kalian
meninggalkannya dan telah memberikan batasan-batasan maka janganlah kalian
melanggarnya. Dia mengharamkan sesuatu maka janganlah kalian melanggarnya dan
mendiamkan banyak hal sebagai rahmat bagi kalian maka janganlah kalian
mencari-cari hukumnya. Dan beliau menekankan pegangan yg harus dipedomani pada
saat terjadi perbedaan atau perselisihan. Maka barang siapa yg hidup di antara
kalian niscaya akan melihat perbedaan yg banyak. Maka hendaklah kalian sunahku
dan juga sunah khulafa ar-rasyidin yg mendapatkan petunjuk dan gigitlah dgn
gigi geraham dan hendaklah kalian menjauhui perkara-perkara yg diciptakan krn
sesungguhnya tiap bidah adl sesat. {HR Abu daud dan Tirmizi hadis hasan}.
Jihad menundukkan hwa nfsu (**)
- Berjihad dgn mempelajari ajaran agama Islam demi
kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Berjihad dgn melaksanakan ilmu yg telah
diperolehnya krn ilmu tanpa amal adl tidak berarti dan bahkan
membahayakan.
- Berjihad dgn menjalankan dakwah berdasarkan ilmu
yg benar dan praktik nyata.
- Berjihad dgn menekan diri agar sabar terhdap
cobaan dakwah berupa gangguan manusia.
- Empat hal inilah makna yg terkandung dalam surah
Al-Ashr yg kata Imam Syafii seandainya Allah tidak menurunkan ayat kecuali
Al-’Ashr niscaya cukup bagi manusia.
Sebagai penutup kami
kutipkan ucapan Umar bin Khattab r.a. yg artinya Kami adalah kaum yg dimuliakan
Allah dgn Islam seandainya kami mencari selainnya niscaya kami akan dihinakan
oleh Allah. Juga ucapan Imam Malik rhm. yg artinya Tidaklah urusan umat ini
akan menjadi baik kecuali dgn mengikuti hal-hal yg telah menjadikan umat
terdahulu menjadi baik.
07-03-2013
Wallahu a’lam
Irfan Taufiq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar