‘’Saudariku
:.....???????
Apa yang menghalangimu
Untuk berjilbab’’
Penerjemah
Irfan taufiq
:معهد
التربية الاسلام مفتح الهدي
باباكنلوا - قاروت
Daftar Isi
I. MUQADDIMAH
II.
SYUBHAD DAN SYAHWAT …………………………
A.
SYUBHAT PERTAMA : MENAHAN GEJOLAK
SEKSUAL……………………………………………
1. Bantah
…………………………………………
2. Data statistik Amerika
………………………….
3. Tafsir empiris ayat
Al-Qur’an …………………
B. SYUBHAT KEDUA : BELUM MANTAP
1. Sikap yang dianut
……………………………
2. contoh dari kenyataan
sehari-hari ……………
3. Ukhti, jangan
terjerumus dalam pertentangan ..
4. Pertanyaan buat ukhti
………………………..
5. Wahai Ukhti
…………………………………..
C. SYUBHAT KETIGA: IMAN ITU LETAKNYA DI HATI
1. Sumber syubhat …………………………….
2. Definisi Iman ……………………………….
3. Kesempurnaan Iman
D.
SYUBHAT
KEEMPAT ALLAH BELUM MEMBERIKU HIDAYAH
1. Hidayah
dilalah………………………………….
2. Hidayah taufiq …………………………………
3. Perumpamaan hidayah
taufiq……………………
4. Carilah sebab-sebab
hidayah ……………………
E. SYUBHAT KELIMA : TAKUT TIDAK LAKU NIKAH
1. Penilaian dari sisi
teori dasar ……………………
2. Penilaian dari sisi
empiris
F. SYUBHAT KEENAM : IA MASIH BELUM DEWASA
1. Nasehat untuk para
wali………………………….
2. Ungkapan cinta untuk
anak-anak putri…………
3. Apakah engkau menjamin
umurmu masih panjang
G.
KISAH – KISAH NYATA:
1. Kematian yang
tiba-tiba ………………………..
2. Kematian tak kenal
orang sehat atau sakit………
Temanku mati terbakar
3. Kesudahan yang
berlawanan ………………..
4. Perjalanan yang jauh
……………………….
‘’ Wallahu A’lam ‘’
بسم
الله الرحمن الرحيم
MUQADDIMAH
] ونفس وما سوها, فألهمها فجورها ونقوها [
“ Dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaanya) maka
Allah mengilhamkan kepada jiwa itu ( jalan ) kefasikan dan ketakwaannya” ( Asy
Syams : 7-8).
Manusia diciptakan oleh Allah dengan sarana untuk meniti
jalan kebaikan dan jalan kejahatan. Allah memerintahkan agar kita saling
berwasiat untuk mentaati kebenaran, saling memberi nasehat di antara kita dan
menjadikannya di antara sifat-sifat orang yang terhindar dari kerugian.
Sebagaimana
disebutkan dalam surat Al ‘Ashr. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
menjelaskan bahwa kewajiban kita terhadap sesama adalah saling menasehati.
Beliau bersabda :
" المؤمن مرآة المؤمن "
Dengan
kata lain seorang mukmin bisa menyaksikan dan mengetahui kekurangannya dari
mukmin yang lain, sehingga ia laksana cermin bagi dirinya. Tetapi cermin itu
tidak memantulkan gambar secara fisik, melainkan memantulkan gambar secara
akhlak dan perilaku. Islam juga sebagaimana dalam banyak hadits- menganjurkan
dan mengajak pemeluknya agar sebagian mereka mencintai sebagian yang lain. Di
antara pilar utama dari kecintaan ini,
hendaknya engkau berharap agar saudaramu masuk surga dan dijauhkan dari neraka.
Tak sebatas berharap, namun engkau harus berupaya keras dan maksimal untuk
menyediakan berbagai sarana dan menjauhkan saudaramu dari hal-hal yang
membahayakan dan merugikannya, di dunia maupun di akhirat.
Lebih khusus, buku kami hadirkan untuk
segolongan kaum muslimah yang belum mentaati perintah merhijab [[2]], seperti
yang diperintahkan syariat. Baik karena belum mengetahui bahwa hijab adalah
wajib, atau karena tidak mampu melawan tipu daya dan pesona dunia, karena
takluk di hadapan nafsu yang senantiasa memerintahkan keburukan atau tunduk
oleh bisikan setan, karena pengaruh teman yang tidak suka kepada kebaikan bagi
sesama jenisnya atau karena alasan-alasan yang lain.
Kami memohon kepada Allah semoga
uraian dalam buku sederhana ini menjadi pembuka hati yang terkunci,
menggetarkan perasaan yang tertidur, sehingga bisa mengembalikan segenap
akhawat yang belum mentaati perintah berhijab kepada fitrah yang telah
diperintahkan Allah Ta’ala.
Tidak lupa kami menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ustadzah Badriyah Al Azzaz atas
berbagai koreksiannya yang amat berharga
tarhadap naskah ini. Semoga Allah memberi taufik, kebenaran dan kesudahan hidup
yang baik kepada kita. Amin.
SYUBHAT DAN SYAHWAT
Setan bisa masuk kepada manusia
melalui dua pintu utama, yaitu syubhat ddan syahwat. Seorang tidak
melakukan suatu tindakan maksiat kecuali dari dua pintu tersebut. Dua perkara
itu merupakan penghalang sehingga seorang muslim tidak mendapatkan keridhaan
Allah, masuk surga dan jauh dari neraka. Di bawah ini akan kita uraikan
sebab-sebab utama dari syubhat dan syahwat.
A.
SYUBHAT PERTAMA : MENAHAN GEJOLAK SEKSUAL
Syubhat ini menyatakan bahwa
gejolak nafsu seksual pada setiap manusia adalah sangat besar dan membahayakan.
Ironinya, bahaya ini timbul ketika nafsu tersebut ditahan dan dibelenggu. Jika
terus menerus ditekan, ia bisa mengakibatkan ledakan dasyat.
Hijab wanita akan meyembunyikan
kecantikannya, sehingga para pemuda tetap berada dalam gejolak nafsu seksual
yang tertahan, dan hampir meledak, bahkan terkadang tak tertahankan sehingga ia
lampiaskan dalam bentuk tindak perkosaan atau pelecehan seksual lainnya.
Sebagai pemecahan masalah tersebut,
satu-satunya cara adalah membebaskan wanita dari mengenakan hijab, agar para
pemuda mendapatkan sedikit nafas bagi pelampiasan nafsu mereka yang senantiasa
bergejolak di dalam. Dengan demikian, hasrat mereka sedikit bisa terpenuhi.
Suasana itu lalu akan mengurangi bahaya ledakan gejolak nafsu yang sebelumnya
tertahan dan tertekan.
1. BANTAHAN:
Sepintas , syubhat di atas secara
lahiriah nampak logis dan argumentatif. Kelihatannya, sejak awal, pihak yang
melemparkan jalan pemecahan tersebut ingin mencari kemaslahatan bagi masyarakat
dan menghindarkan mereka dari kehancuran. Padahal kenyataannya, mereka justru
menyebabkan bahaya yang jauh lebih besar bagi masyarakat, yaitu menyebabkan tercerai
berainya masyarakat, kehancurannya, bahkan berputar sampai seratus delapan
puluh derajat pada kebinasaan.
Seandainya
jalan pemecahan yang mereka ajukan itu benar, tentu amerika dan negara-negara
eropa serta negara-negara yang berkiblat kepada mereka akan menjadi negara yang paling kecil kasus
perkosaan dan kekerasannya terhadap kaum wanita di dunia, juga dalam kasus
–kasus kejahatan yang lain.
Amerika
dan negara-negara Eropa amat memperhatikan masalah ini, dengan alasan kebebasan
induvidual. Di sana, dengan mudah anda akan mendapatkan berbagai majalah porno
dijual di sembarang tempat. Acara-acara televisi, khususnya setelah pukul dua
belas malam, menayangkan berbagai adegan
tak senonoh, yang membangkitkan hasrat seksual. Bila musim panas tiba, banyak wanita
di sana yang membuka pakaiannya dan hanya mengenakan pakaian bikini. Dengan
keadaan seperti itu, mereka berjemur di pinggir pantai atau kota-kota pesisir
lainnya. Bahkan di sebagian besar pantai dan pesisir, mereka boleh bertelanjang
dada dan hanya memakai penutup ala kadarnya. Terminal-terminal video rental
bertebaran diseluruh pelosok Amerika dengan semboyan “ Adults only” ( khusus untuk orang dewasa )
. di terminal-terminal ini, anak anak cepat tumbuh matang dalam hal seksual
sebelum waktunya. Siapa saja dengan mudah bisa menyewa kaset-kaset video lalu
memutarnya di rumah atau langsung menontonnya di tempat penyewaan.
Rumah-rumah
bordil bertaburan dimana-mana. Bahkan di sebagian negara memajang para wanita
tuna susila (pelacur) di etalase sehingga bisa dilihat oleh peminatnya dari
luar.
Apakah
kesudahan dari gaya hidup yang serba boleh(permisif) itu ? apakah kasus
perkosaan semakin bekurang ? Apakah kepuasan mereka terpenuhi, sebagaimana
yang ramai mereka bicarakan ? apakah
para wanita terpelihara dari bahaya besar ini?.
2. DATA
STATISTIK AMIRIKA
Dalam
sebuah buku berjudul “ crime in U.S.A”
terbitan pemerintah federal di Amerika – yang berarti data statistiknya bisa
dipertanggungjawabkan karena ia dikeluarkan oleh pihak pemerintah, tidak oleh
paguyupan sensus- di halaman 6 dari buku ini di tulis : “setiap kasus
perkosaan yang ada selalu di lakukan dengan cara kekerasan dan itu terjadi di
Amerika setiap enam menit sekali”. Data ini adalah yang terjadi pada tahun
1988, yang di maksud dengan kekerasan di sini adalah dengan menggunakan senjata
tajam.
Dalam buku
yang sama juga disebutkan:
1.Pada
tahun 1978 di Amerika terjadi sebanyak 147.389 perkosaan.
2.Pada
tahun 1979 di Amerika terjadi sebanyak
168.134 perkosaan.
3.Pada
tahun 1981 di Amerika terjadi sebanyak 189.045 perkosaan.
4.Pada
tahun 1983 di Amerika terjadi sebanyak 311.691 perkosaan.
5.Pada
tahun 1987 di Amerika terjadi sebanyak 221.764 perkosaan.
3. TAFSIR
EMPIRIS AYAT AL-QUR’AN.
Data
stastik ini, juga data-data sejenis lainnya - yang dinukil dari sumber-sumber
berita yang dapat dipertanggungjawabkan- menunjukkan semakin melonjaknya
tingkat pelecehan seksual di negara-negara tersebut. Tidak lain, kenyataan ini
merupakan penafsiran empiris (secara nyata dan dalam praktek kehidupan
sehari-hari) dari firman Allah :
]يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ
يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا
يُؤْذَيْنَ [ (59) سورة الأحزاب
“ Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu….( Al Ahzab: 59).
Sebab turunnya ayat – sebagaimana
yang disebutkan oleh Imam Qurthubi dalam tafsirnya- karena para wanita biasa
melakukan buang besar di padang terbuka sebelum dikenalnya kakus (tempat buang
air khusus dan tertutup). Di antara
mereka itu dapat dibedakan antara budak dengan wanita merdeka. Perbedaan itu bisa
dikenali yakni kalau wanita-wanita merdeka mereka menggunakan hijab. Dengan
begitu para pemuda enggan mengganggunya.
Sebelum turunnya ayat ini,
wanita-wanita muslimah juga melakukan buang hajad di padang terbuka terebut.
Sebagian orang-orang durjana mengira kalau dia adalah budak, ketika diganggu,
wanita muslimah itu berteriak sehingga laki-laki itu pun kabur. Kemudian mereka
mengadukan peristiwa tersebut kapada Nabi r
sehingga turunlah ayat ini [[3]].
Hal ini menegaskan , wanita yang
memamerkan auratnya, dan mempertontonkan kecantikannya dan kemolekan tubuhnya
kepada setiap orang yang lalu lalang, lebih berpotensi untuk diganggu. Sebab
dengan begitu, ia telah membangkitkan nafsu seksual yang terpendam.
Adapun wanita yang berhijab maka dia
senantiasa menyembunyikan kecantikan dan perhiasannya. Tidak ada yang
kelihatan daripadanya selain telapak
tangan dan wajah menurut suatu pendapat. Dan pendapat lain mengatakan, tidak
boleh terlihat daripada wanita tersebut selain matanya saja.
Syahwat apa yang bisa dibangkitkan
oleh wanita berhijab itu?instink seksual apa yang bisa di gerakkan oleh seorang
wanita yang menutup rapat seluruh tubuhnya itu ?
Allah mensyariatkan hijab agar
menjadi benteng bagi wanita dari gangguan orang lain. Sebab Allah Ta’ala
mengetahui bahwa pamer aurat akan mengakibatkan semakin bertambahnya kasus
pelecehan seksual, sebab perbuatan tersebut membangkitkan nafsu seksual yang
sebelumnya tenang.
Kepada mereka yang masih
mempertahankan dan meyakini kebenaran syubhat tersebut, kita bisa menyanggah
kesalahan mereka melalui empat hakikat;
Pertama : berbagai
data statistik telah mendustakan cara pemecahan yang mereka tawarkan.
Kedua: Hasrat
seksual terdapat pada masing-masing pria dan wanita. Ini merupakan rahasia
Ilahi yang dititipkan Allah kepada keduanya untuk hikmah yang amat banyak. Di
antaranya adalah demi kelangsungan keturunan, jika boleh berandai-andai ,
andaikata hasrat seksual itu tidak ada , apakah keturunan manusia masih bisa
dipertahankan ? tidak seorangpun memungkiri keberadaan hasrat dan naluri ini.
Tetapi dengan tidak mempertimbangkan adanya naluri seksual tersebut tiba-tiba
sebagian laki-laki di minta berlaku wajar di tengah pemandangan yang serba
terbuka dan telanjang. Amat ironi memang.
Ketiga : bahwa
yang membangkitkan nafsu seksual laki-laki
adalah tatkal ia melihat kecantikan wanita, baik wajah atau anggota
tubuh lain yang mengundang syahwat. Seseorang tidak mungkin melawan fitrah yang
diciptakan Allah (kecuali mereka yang dirahmati Allah) sehingga bisa memadamkan
gejolak syahwatnya tatkala melihat sesuatu yang membangkitkannya.
Keempat : orang
yang mengaku bisa mendiaqnosa nafsu seksual yang tertekan dengan mengumbar
pandangan mata kepada wanita cantik dan telanjang sehingga nafsunya akan terpuaskan (dan dengan
demikian tidak menjurus kepada perbuatan yang lebih jauh, misalnya pemerkosaan
atau pelecehan seksual lainnya ) maka yang ada hanya ada dua kemungkinan :
Pertama : orang
itu adalah laki-laki yang
tidak bisa terbangkitkan nafsu seksualnya meski oleh godaan syahwat yang bagaimanapun
( bentuk dan jenisnya ) ia termasuk kelompok orang yang dikebiri kalaminnya
sehingga dengan cara apapun mereka tidak akan merasakan keberadaan nafsunya.
Kedua : laki-laki
yang lemah syahwat atau impoten. Aurat yang dipamerkan itu tak akan mempengaruhi
dirinya.
Apakah orang yang membenarkan
syubhat tersebut (sehingga dijadikannya jalan pemecahan ) hendak memasukkan
kaum laki-laki dari umat kita kedalam salah satu dari dua golongan manusia
lemah di atas ( Na;udzubillah min dzalik).
SYUBHAT KEDUA : BELUM MANTAP
Hal
ini lebih tepat digolongkan kepada syahwat dan menuruti hawa nafsu dari
pada syubhat. Jika seorang ukhti yang belum mentaati perintah berhijab ditanya,
mengapa ia tidak mengenakan hijab ? di antaranya ada yang menjawab “ Demi
Allah, saya belum mantap dengan berhijab. Jika saya telah merasa mantap
dengannya saya akan berhijab,Insya Allah”.
Ukhti yang berdalih dengan syubhat
ini hendaknya bisa membedakan antara dua hal. Yakni antara perintah Tuhan
dengan perintah manusia.
Jika perintah itu datangnya dari
manusia, maka manusia bisa salah bisa benar. Imam Malik berkata: “ dan
setiap orang bisa diterima ucapannya dan juga bisa ditolak, kecuali (
perkataan) orang yang ada di dalam kuburan ini”. Yang dimaksudkan adalah
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Salagi masih dalam bingkai perkataan
manusia, maka seseorang tidak bisa dipaksa untuk menerima. Karenanya, dalam hal
ini, setiap orang bisa berucap “ belum mantap” dan ia tidak dihukum karenanya.
Adapun jika perintah itu merupakan
salah satu dari perintah-perintah Allah, dengan kata lain Allah yang
memerintahkan di dalam kitabNya, atau memerintahkan hal tersebut melalui
NabiNya agar disampaikan kepada umatnya, maka tidak ada tempat bagi manusia
untuk mengatakan “ saya belum mantap”.
Bila ia masih mengatakan hal itu
dengan penuh keyakinan padahal ia sendiri tahu bahwa perintah tersebut ada di
dalam kitab Allah Ta’ala maka hal
tersebut berpotensi untuk menyeretnya kepada bahaya yang lebih sangat besar,
yakni keluar dari agama Allah, sementara dia tidak menyadarinya. Sebab dengan
begitu berarti ia tidak percaya dan meragukan kebenaran perintah tersebut, maka
itu adalah ungkapan yang sangat berbahaya.
Seandainya ia berkata : “ Aku wanita
kotor” aku tak kuat melawan nafsuku” “ jiwaku rapuh” Atau hasratku untuk itu
sangat lemah” tentu ungkapan-ungkapan ini
dan yang sejenisnya tidak bisa disejajarkan dengan ucapan : “ Aku belum
mantap” sebab ungkapan-ungkapan tersebut
merupakan pengakuan atas
kelemahan, kesalahan dan kemaksiatan dirinya, ia tidak menghukumi dengan
salah atau benar terhadap perintah
–perintah Allah secara semaunya. juga tidak termasuk yang mengambil perintah
Allah dan mencampakkan yang lain.
Allah Y
berfirman :
]وَمَا
كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن
يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُّبِينًا[ (36) سورة الأحزاب
“ Tidaklah patut bagi laki-laki
yang mukmin (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan
RasulNya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (
yang lain ) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia talah sesat,
kesesatan yang nyata” (Al Ahzab : 36).
1.
Sikap
yang dituntut.
Ketika
seorang hamba mengaku beriman kepada Allah , percaya Allah lebih bijaksana dan lebih mengetahui dalam penetapan hukum
dari padanya-sementara dia sangat miskin dan sangat lemah – maka jika telah
datang perintah Allah tidak ada lagi pilihan baginya kecuali mentaati perintah
tersebut. Ketika mendengar perintah Allah, sebagai seorang mukmin atau
mukminah, mereka wajib mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang yang beriman.
] سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ
الْمَصِيرُ [ (285) سورة البقرة
“Kami dengar dan kami taat(mereka
berdo’a) Ampunilah kami ya Robb kami dan kepada Engkaulah kami kembali” ( Al
Baqarah : 285)
Ketika
Allah memerintahkan kita dengan suatu perintah, Dia Maha Mengetahui bahwa
perintah itu untuk kebaikan kita, dan
salah satu sebab bagi tercapainya kebahagiaan kita. Demikian pula halnya dengan
ketika memerintah wanita berhijab, Dia Maha Mengetahui bahwa ia adalah salah satu sebab bagi
tercapainya kebahagiaan, kemuliaan dan keagungan wanita.
Allah
Ta’ala Maha Mengetahui IlmuNya meliputi segala sesuatu, mengetahui sejak
sebelum manusia diciptakan, juga
mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang dengan tanpa batas,
mengetahui apa yang tidak akan terjadi
dari berbagai peristiwa, juga Dia mengetahui andaikata peristiwa tersebut terjadi apa yang
terjadi selanjutnya.
Dengan
kepercayaan seperti ini, yang merupakan keyakinan kita umat Islam, apakah patut
dan masuk akal kita menolak perintah
Allah yang Maha Luas IlmuNya , selanjutnya kita menerima perkataan manusia yang
memiliki banyak kekurangan, dan ilmunya sangat terbatas.
2.
Contoh
dari kenyataan sehari-hari.
Sebagai
contoh , dapat kita kemukakan dari kenyataan hidup sehari-hari. Bila kita
membeli unit komputer sementara orang yang membuatnya ada di dekat kita, dia tahu betul bagaimana
mengoperasikannya, memahami dari A sampai Z seluk beluk alat canggih tersebut,
maka logiskah jika kita memanggil tukang cuci mobil untuk mengajari kita cara
mengoperasikan komputer? Tentu sangat tidak logis. Akal kita akan mengatakan,
bahwa kita mesti memanggil ahli komputer untuk mengajari bagaimana cara
penggunaan alat tersebut, berikut cara memperbaikinya jika terjadi kerusakan.
Kita
menyakini, yang menciptakan manusia dan
membentuknya adalah Tuhan manusia, yaitu Allah. Karena itu sangat wajar, jika
Allah yang sangat lebih mengetahui
tentang apa yang membahayakan dan memberi manfaat manusia. Dan jelaslah,
bertahkim, patuh, dan menyerah kepada selain Allah adalah cermin ketidakwarasan, kebodohan, dan
kedunguan. Kandungan ini disebabkan karena kita patuh kepada seseorang yang
tidak mengetahui. Barang siapa yang mengambil nasihat orang bodoh berarti dia
menggelincirkan dirinya dalam kebinasaan.
Ironinya,
inilah yang terjadi pada kita kaum muslimin, betapa banyak kaum muslimin yang
menuntut jawaban dari orang yang tidak
mengetahuinya. Sebagaimana betapa banyak dari kalangan kita yang tidak memahami
bahwa yang dimaksud kata “Islam” adalah
menyerah, patuh dan tunduk secara total kepada perintah-perintah Allah dan
larangan-laranganNya.
3.
Ukhti jangan terjerumus pada pertentangan.
Tatkala engkau menasehati sebagian ukhti yang
belum berhijab, sebagian mereka ada yang menjawab: “ saya juga seorang
muslimah, selalu menjaga shalat lima waktu
dan sebagian shalat sunnah, saya puasa Ramadhan dan telah melakukan
haji, berkali-kali pula saya umrah, aktif sebagai donatur pada beberapa yayasan
sosial, tetapi saya belum mantap dengan berhijab”.
4.pertanyaan
buat Ukhti:
“Kalau
memang anda sudah dan selalu melakukan amalan-amalan terpuji, yang berpangkal
dari iman, kepatuhan pada perintah Allah serta takut siksaNya jika meninggalkan
kewajiban-kewajiban itu, mengapa anda beriman kepada sebagian dan tidak beriman kepada sebagian yang lain,
padahal sumber perintah-perintah itu adalah satu ?.
sebagaimana
shalat yang selalu anda jaga adalah suatu kewajiban, demikian juga halnya
dengan hijab. Hijab itu wajib, dan kewajiban itu tidak diragukan adanya dalam
Al Kitab dan Al Sunnah. Atau apakah , anda tidak pernah mendengar cercaan Allah
terhadap Bani Israil, karena mereka melakukan sebagian perintah dan
meninggalkan sebagian yang lain?
Secara
tegas, dalam hal ini Allah berfirman :
] أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ
فَمَا جَزَاء مَن يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا
اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ[ (85) سورة البقرة
“Apakah kamu beriman kepada sebagian Al Kitab (Taurat) dan
ingkar kepada sebagian yang lain? Tidakkah balasan bagi orang-orang yang
berbuat demikian daripadamu, malainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada
hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat pedih, Allah tidak
lengah dari apa yang kamu perbuat”( Al Baqarah : 85).
Selanjutnya,
renungkan hadits shahih berikut ini :
" إن
أهون أهل النار عذابا يوم القيامة رجل توضع على أخمص قدميه جمرتان يغلي منهما
دماغه كما يغلي المرجل بالقمقم " رواه البخاري ( 11/376) في الرقائق.
“ sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya pada hari kiamat adalah orang yang diletakkan
di tengah kedua telapak kakinya dua bara api, dari dua bara api ini otaknya
mendidih, sebagaimana periuk yang mendidih dalam bejana besar yang dipanggang
dalam kobaran api.
Jika
seperti ini adzab yang paling ringan pada hari kiamat, lalu bagaimana adzab
bagi orang yang diancam oleh Allah
dengan adzab yang amat pedih, sebagaimana disebutkan dalam ayat ini. Yakni bagi
orang yang beriman kepada sebagian ayat dan meninggalkan sebagian yang lain?.
6.Wahai
Ukhti ….:
apakah
hanya demi penampilan, kabanggaan dan saling unggul-mengungguli di dunia, lalu
anda rela menjual akherat dan siap menerima adzab yang pedih?
Sungguh
kami tidak berharap untuk ukhti, melainkan kebaikan di dunia dan akherat. Kami
minta agar ukhti, mau menggunakan akal sehat dan menentukan pilihan ini.
C.
SYUBHAT KETIGA : IMAN ITU LETAKNYA DI HATI
Jika
seorang di antara mereka ditanya, mengapa dia tidak berhijab ? Maka ukhti yang
terhormat ini akan menjawab : “ Ah iman
itu letaknya di hati”.
Ini
adalah jawaban yang paling sering dilontarkan oleh para wanita muslimah yang
belum berhijab. Karena itu di bawah ini akan kita bahas syubhat tersebut.
1.
Sumber
syubhat.
Mereka
berusaha menafsirkan sebagian hadist, tetapi tidak sesuai dengan yang
dimaksudkan , seperti dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam :
" إن
الله لا ينظر إلى صوركم وأموالكم ولكن ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم " رواه مسلم ( 2562)
“ Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk-bentuk (lahiriah
) dan harta kekayaanmu, tetapi Dia melihat pada hati dan amalmu sekalian”( HR.
Muslim No : 2564 dari Abu Hurairah)
pengarang
kitab Nuzhatul Muttaqin berkata : “Hadits ini menunjukkan bahwa pahala
amal tergantung pada keikhlasan hati, kelurusan niat, perhatian terhadap
situasi hati pelempangan tujuan dan kebersihan hati dari segala sifat tercela
yang dimurkai Allah [[4]].
2. Devinisi Iman :
Iman
tidak cukup hanya dalam hati. Iman dalam hati semata tidak cukup untuk
menyelamatkan diri dari neraka dan mendapatkan surga.
Devinisi
iman menurut jumhur ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah : “ Keyakinan dalam
hati, pengucapan dengan lisan, dan pelaksanaan dengan anggota badan”. Devinisi
ini terdapat dalam setiap buku
aqidah(tauhid) kecuali buku-buku yang menyimpang dan tidak berdasarkan manhaj
(methode) Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
3. Kesempurnaan Iman
Dalam
Tashawwur (gambaran) kita, orang yang mengatakan iman dengan lidahnya,
tetapi tidak disertai dengan keyakinan
hatinya, itu adalah keadaan orang-orang munafik. Demikian pula orang
yang beramal hanya sebatas aktivitas tubuh anggota badan, tetapi tidak disertai
keyakinan hati , itu merupakan keadaan orang-orang munafik.
Pada
masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka senantiasa shalat bersama
beliau, berperang, mengeluarkan nafkah,pulang pergi bersama kaum muslimin,
tetapi hati mereka tidak pernah beriman kepada agama Allah. Kepada mereka,
Allah menghukumi sebagai orang-orang munafik, dan balasan untuk mereka adalah berada
di kerak neraka ( dasar neraka).
Demikian
pula orang yang beriman hanya dengan hatinya tapi tidak disertai amalan anggota
badan. Ini adalah keadaan Iblis. Dia percaya pada kekuasaan Allah ,Dzat yang
menghidupkan dan mematikan, dia juga percaya
terhadap adanya hari kiamat, tetapi dia tidak beramal dengan anggota
tubuhnya. Allah berfirman :
] أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ [ (34)
سورة البقرة
“ Ia ( Iblis) enggan dan takabbur dan adalah dia termasuk
golongan orang-orang kafir” ( Al Baqarah : 34).
Dalam
AL Qur’an : setiap kali di sebutkan kata iman, selalu disertai dengan amal,
seperti :
“
Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh …..”
Amal
selalu beriringan dan merupakan konsekuensi iman, keduanya tidak dapat
dipisah-pisahkan.
Kepada
ukhti yang belum berhijab dengan alasan : Iman itu letaknya dalam hati” kami
hendak bertanya : “ Andaikata seorang kepala sekolah memintanya membuat laporan, atau mengawasi
murid-murid, atau memberi pelajaran ekstra kurikuler, atau menjadi petugas
piket untuk menjadi guru yang berhalangan hadir atau pekerjaan lain,
logislahkah jika ia menjawab : “ Dalam
hati, saya percaya, dan belum mantap terhadap apa yang diminta oleh direktur
kepadaku, tetapi aku tidak mau melaksanakan yang dikehendakinya dariku” Apakah
jawaban ini bisa diterima? Lalu apa akibat yang bakal menimpanya?
Ini
sekedar contoh dalam kehidupan mnusia, lalu bagaimana jika urusan itu
berhubungan dengan Allah, Tuhan manusia yang memiliki sifat yang Maha Tinggi?.
D.SYUBHAT
KEEMPAT : ALLAH BELUM MEMBERIKU HIDAYAH.
Pada
akhawat yang tidak berhijab banyak yang berdalih : Allah belum memberiku
hidayah. Sebenarnya aku juga ingin berhijab, tetapi hendak bagaimana jika saat
ini Allah belum memberiku hidayah ? do’akanlah aku agar segera mendapat hidayah
!”
Ukhti
yang berdalih seperti ini telah terperosok dalam kekeliruan yang nyata. Kami
ingin bertanya : “ bagaimana engkau mengetahui bahwa Allah belum memberimu
hidayah”?
Jika
jawabannya , “ Aku tahu”, maka ada satu dari dua kemungkinan :
Pertama: dia mengetahui
ilmu ghaib yang ada di dalam kitab yang tersembunyi ( lauhul
mahfudz ). Dia pasti pula tahu bahwa dirinya termasuk orang-orang yang
celaka dan bakal masuk neraka.
Kedua
: ada makhluk lain yang mengabarkan
padanya tentang nasib dirinya, bahwa dia tidak termasuk wanita yang mendapatkan
hidayah. Bisa jadi yang memberi tahu itu malaikat ataupun manusia.
Jika
kedua jawaban itu tidak mungkin adanya, bagaimana engkau mengetahui bahwa Allah
belum memberimu hidayah ? ini satu masalah.
Masalah
lain adalah, Allah telah menerangkan dalam KitabNya, bahwa hidayah itu ada dua
macam. Masing-masing adalah hidayah dilalah dan hidayah taufiq.
1. HIDAYAH DILALAH
Ini
adalah bimbingan atau petunjuk pada kebenaran. dalam hidayah ini, terdapat
campur tangan dan usaha manusia, di samping hidayah Allah dan bimbingan
RasulNya. Allah telah menunjukkan jalan kebenaran kepada manusia yang mukallaf,
juga dia telah menunjukkan jalan kebatilan yang menyimpang dari petunjuk para
rasul dan KitabNya. Para rasulpun talah menerangkan jalan ini kepada kaumnya.
Begitu pula para da’i. Mreka semua menerangkan jalan ini kepada manusia . jadi
semua ikut ambil bagian dalam hidayah ini.
2. HIDAYAH TAUFIQ
Hidayah
ini hanya milik Allah semata, tidak ada sekutu baginya(dalam pemberi hidayah
taufiq ini ). Ia berupa peneguhan kebenaran dalam hati, penjagaan dari
penyimpangan pertolongan agar tetap meniti dan teguh di jalan kebenaran,
pendorong pada kecintaan iman. Pendorong pada kebencian terhadap kekufuran,
kefasikan dan kemaksiatan.
Hidayah
taufiq diberikan kepada orang yang memenuhi panggilan Allah dan mengikuti
petunjukNya.
Jenis
hidayah ini datang sesudah hidayah dilalah . sejak awal, dengan tidak pilih kasih, Allah
memperlihatkan kebenaran kepada semua manusia. Allah berfirman :
]وَأَمَّا
ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى [ (17) سورة فصلت
“
Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah kami beri petunjuk tetapi mereka lebih
menyukai buta ( kesesatan ) daripada petunjuk itu …” ( Fushishilat : 17).
Dan
untuk itu, Allah menciptakan potensi dalam diri setiap orang mukallaf untuk
memilih antara jalan kebenaran dan jalan kebatilan. Jika dia memilih jalan
kebenaran menurut kemauannya sendiri maka hidayah taufiq akan datang
kepadanya. Allah berfirman :
]وَالَّذِينَ
اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْواهُمْ[ (17) سورة محمد
“Dan orang-orang yang melakukan
petunjuk, Allah ( akan ) menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada
mereka( balasan) ketakwaannya” ( Muhammada : 17).
Jika
dia memilih kebatilan menurut kemauannya sendiri, maka Allah akan menambahkan
kesesatan padanya dan Dia mengharamkannya mendapat hidayah taufiq, Allah
berfirman :
] قُلْ مَن كَانَ فِي الضَّلَالَةِ فَلْيَمْدُدْ لَهُ الرَّحْمَنُ
مَدًّا [ (75) سورة مريم
“ Katakanlah: barang siapa yang
berada dalam kesesatan, maka biarlah Dzat yang Maha Pemurah menambahi
baginya[kesesatan] …” ( Maryam : 75).
] فلما زاغوا أزاغ الله قلوبهم [
“…Maka tatkala mereka berpaling ( dari kebenaran ) Allah
memalingkan hati mereka” ( Ash Shaf : 5).
3. PERUMPAMAAN HIDAYAH TAUFIQ:
Syaikh
Asy Sya’rawi memberikan perumpamaan yang amat mengena tentang hidayah taufiq
ini , dan itu merupakan sunnatullah . beliau mengupamakan dengan
seseorang yang menanyakan suatu alamat. Orang itu pergi ke polisi lalu lintas
untuk menanyakan alamat tersebut. Lalu polisi menyarankan : “ anda bisa
berjalan lurus sepanjang jalan ini, sampai di perempatan anda belok ke kanan,
selanjutnya ada gang, anda belok ke kiri, di situ anda mendapatkan jalan raya.
Di seberang jalan raya tersebut akan terlihat gedung dengan pamplet besar,
itulah alamat yang anda cari”.
Orang
tersebut dihadapkan pada dua pilihan, percaya kepada petunjuk polisi atau
mendustakannya. Jika percaya pada polisi, ia akan segera beranjak mengikuti
petunjuk yang diterimanya. Jika berjalan terus sesuai dengan petunjuk polisi,
ia akan semakin dekat dengan tempat dan alamat yang ia inginkan.
Jika
dia tidak memepercayai saran polisi itu bahkan malah mengumpatnya sebagai pendusta, sehingga ia
berjalan menuju arah yang berlawanan,
maka semakin jauh dia berjalan, semakin jauh pula kesesatannya. Itulah
perumpamaan petunjuk dan kesesatan [5].
Ini
merupakan perumpamaan yang tepat untuk mendekatkan pengertian sunnatullah ini.
Siapa yang memilih kebenaran, maka Allah akan menolong dan meneguhkannya, dan
siapa yang memilih kebatilan, Allah akan menyesatkannya dan membiarkannya
bersama setan yang menyertainya.
4. CARILAH SEBAB-SEBAB HIDAYAH, NISCAYA
ANDA MENDAPATKANNYA.
Itulah
sunnatullah yang berlaku pada semua makhlukNya. Allah berfirman :
] فَلَن تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَبْدِيلًا وَلَن تَجِدَ
لِسُنَّتِ اللَّهِ تَحْوِيلًا [ (43) سورة فاطرا
“ … Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi
sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah
Allah” ( Al Fathir : 43).
Adapun
sunnatullah dalam perubahan nasib, hanya akan terjadi jika manusia
memulai dengan mengubah terlebih dahulu dirinya sendiri, lalu mengupayakan
sebab-sebab perubahan yang dimaksudnya. Allah berfirman :
] إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم [
“ Sesungguhna Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” ( Ar Ra’ad: 11).
Maka
orang yang menginginkan hidayah, serta menghendaki agar orang lain mendo’akan
dirinya agar mendapatkannya, ia harus berusaha keras dengan sebab-sebab yang
bisa menghantarkannya mendapat hidayah tersebut.
Dalam
hal ini, terdapat teladan yang baik pada diri Maryam, suatu hari, dia amat
membutuhkan makanan. Padahal ketika itu, ia dalam kondisi yang sangat lemah
seperti yang biasa terjadi pada wanita yang hendak melahirkan. Lalu Allah
memerintahkan padanya untuk melakukan suatu usaha yang orang laki-laki paling
kuat sekalipun tidak akan mampu melakukannya. Maryam di minta untuk menggoyang-nggoyangkan
pangkal pohon korma, meskipun pangkal pohon korma itu sangat kokoh dan sulit untuk
digoyang-goyangkan. Allah berfirman :
] وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ [
“ Dan goyanglah pangkal pohon korma itu……( Maryam : 25).
Maryam
tidak mungkin mampu menggoyang pangkal pohon korma, sementara dia dalam kondisi
yang amat lemah. Itu hanya dimaksudkan sebagai usaha mencari sebab dengan cara meletakkan tangannya di
pohon korma. Dengan begitu terpenuhilah hukum kuasalitas dan sunnatullah dalam
hal perubahan . maka hasilnya adalah :
] تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا [ (25) سورة مريم
“ Pohon itu akan menggugurkan buah korma yang masak kepadamu.” (
Maryam : 25).
Inilah
sunnatullah dalam perubahan. Tidak mungkin orang mukmin terus menerus di dalam
masjid, bahkan meskipun di Masjidil Haram dengan hanya duduk dan beribadah
kepada Allah, seraya mengharap rizki dari Allah. Tentu Allah tidak akan
mengabulkannya tanpa dia sendiri mencari sebab-sebab rezki tersebut. langit tak
mungkin sekonyong-konyong menurunkan hujan emas dan perak.
Karena
itu , wahai ukhti, berusahalah mendapatkan sebab-sebab hidayah, niscaya anda
mendapatkan hidayah tersebut dengan izin Allah. Di antara usaha itu adalah
berdo’a agar mendapatkan hidayah, memilih teman yang shalihah, selalu membaca,
mempelajari dan merenungkan kitab Allah, mengikuti majlis-majlis dzikir dan
ceramah agama, membaca buku-buku tentang keimanan dan sebagainya.
Tetapi,
sebelum melakukan semua itu, hendaknya terlebih dahulu engkau meninggalkan
hal-hal yang bisa menjauhkanmu dari jalan hidayah. Seperti teman yang tidak
baik, membaca majalah-majalah yang tidak mendidik, menyaksikan
tayangan-tayangan televisi yang membangkitkan perbuatan haram, bepergian tanpa
disertai mahram, menjalin hubungan dengan para pemuda ( pacaran ) , dan hal-hal
lain yang bertentangan dengan jalan hidayah.
E.
SYUBHAT KELIMA : TAKUT TIDAK LAKU NIKAH
Sebagian
akhawat yang tidak berhijab berdalih dengan takut tidak laku nikah.
Syubhat
yang dibisikkan setan kepada sebagian akhawat yang tidak berhijab ini,
pangkalnya adalah perasaan bahwa para pemuda tidak akan mau memutuskan menikah
kecuali jika ia telah melihat badan, rambut, kulit, kecantikan, dan perhiasan
sang gadis. Jika ia berhijab atau memakai cadar, tentu tak ada yang bisa
dilihat pada dirinya, sehingga sang pemuda enggan mengambil keputusan untuk
menikahinya.
Ironinya,
kepercayaan ini, tidak hanya dimonopoli para akhawat, tetapi juga merupakan
kepercayaan para orang tua, pada akhirnya, mereka melarang anak-anak putrinya
memakai hijab. Syubhat ini tidak bisa diterima lewat dua alasan mendasar.
1.
Penilaian
dari sisi teori dasar.
Meskipun
kecantikan merupakan salah satu sebab paling pokok dalam pernikahan, tetapi ia
bukan satu-satunya sebab dinikahinya wanita. Rasulullah r
bersabda :
"
تنكح المرأة لأربع : لمالها, ولحسبها, ولجمالها، ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت
يداك " رواه البخاري : ( 9/ 115) في النكاح.
“ Wanita dinikahi itu karena empat hal : Yaitu karena harta,
keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang berpegang teguh
dengan agama( jika tidak ) niscaya kedua tanganmu berlumur debu” [6]
.
Memang
demikian yang terjadi, kaum laki-laki tidak hanya melihat unsur kecantikan
semata, tetapi ada hal-hal lain yang menyatu dengan kecantikan itu atau
terlepas darinya, yang dijadikan pertimbangan dalam memilih istri. Namun para
gadis dan orang tua banyak yang menganggap kecantikan adalah segala-galanya.
Atau setidak-tidaknya menjadikan kecantikan sebagai unsur yang terpenting,
sedangkan hal lainnya bisa dikesampingkan. Jelas, jalan pikiran seperti ini
bertentangan dengan naluri manusia.
2.
Penilaian
dari sisi empiris:
Bisa
jadi sikap gadis-gadis yang biasa memperlihatkan aurat(yang dimaksudkan untuk
menawan hati pria) menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Betapa banyak
tindakan itu malah membuat para pemuda enggan menikahinya. Sebab bisa saja
pemuda itu beranggapan, bahwa jika wanita tersebut berani melanggar salah satu
perintah Allah, yaitu hijab, tidak menutup kemungkinan dia akan berani
melanggar perintah-perantah yang lain. Karena setan memiliki banyak kiat.
Meskipun
terkadang kenyataan yang ada tidak selalu sesuai dengan pendapat ini, tetapi memang begitulah
keadaan mayoritas pemuda kita di zaman sekarang. Pemuda yang menyunting gadis
berhijab, namanya akan menjadi harum, meskipun dia sendiri tidak termasuk
orang-orang yang taat menjalankan
perintah agama.
f.
SYUBHAT KEENAM : IA MASIH BELUM DEWASA
Syubhat
ini banyak beredar dikalangan orang tua serta sebagian akhawat yang tidak
berhijab. Sebenarnya anak-anak tersebut sudah memiliki niat untuk memakai
hijab, tetapi kemudian di tunda karena
syubhat ini. Karena itu dalih ini lebih
pantas disebut hawa nafsu dari pada syubhat.
Kebanyakan
mereka berkata: jangan sampai melarangnya menikmati kehidupan. Dia toh masih
belum dewasa. Dia masih senang memakai pakaian yang indah, bersolek dengan
berbagai macam make up serta masih suka menampakkan kecantikannya. Semua
itu membuatnya lebih berbahagia dan menikamati hidup.
Kenapa
kita melarang dan menghalangi kebahagiaan justru pada saat umur mereka masih
relatif sangat muda ? kalau kita terlanjur ketinggalan kereta, mengapa kita
membuatnya pula ketinggalan kereta dengan begitu tergesa-gesa ? ( maksudnya
jika ia menyuruh anak putrinya memakai hijab sejak dini).
Menurut
pendapat mereka , masa belum dewasa berlangsung hingga anak berumur dua puluh
tahun. Karenanya, meskipun ada gadis yang sudah datang bulan pada umur tiga
belas tahun, dia masih dianggap anak-anak.
1.
Nasihat
untuk para wali:
Sesungguhnya
para wali baik bapak atau ibu yang mencegah anak putrinya berhijab, dengan
dalih karena masih belum dewasa, mereka memiliki tanggung jawab yang besar di
hadapan Allah pada hari kiamat.
Ketika
seorang gadis mendapatkan haidh,
seketika itu pula ia wajib berhijab, menurut syariat. Jika wali gadis itu melarangnya
berhijab, maka dia mendapat dosa yang besar, dan Allah akan menanyakan hal itu
pada hari kiamat. Allah berfirman :
]وَقِفُوهُمْ
إِنَّهُم مَّسْئُولُونَ[ (24) سورة الصافات
“ Dan tahanlah mereka ( di tempat perhentian ) karena
sesungguhnya mereka akan ditanya” ( Ash Shaaffaat : 24).
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
"
كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته " رواه البخاري ( 13/ 100)
في الأحكام – وله تكملة.
“Masing-masing
kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan ditanya tentang yang
dipimpinnya….” [7].
Seorang
ayah adalah pemimpin pertama dalam rumah tangga, pada hari kiamat dia akan
ditanya tentang masing-masing orang yang ada
di bawah kepemimpinannya.
Setiap
ayah hendaknya bertanya kepada diri mereka sendiri: “betapa banyak para
pemuda yang tergoda oleh anak putrinya ?
seberapa jauh putrinya menyebabkan penyimpangan
para pemuda?
2.
Ungkapan
cinta untuk anak-anak putri
Allah
sebagai saksi, betapa kami amat mengkhawatirkan dirimu akan mendapat siksa
Allah. Kami begitu ingin menyelamatkanmu dari segala bahaya yang akan
menimpamu, baik di dunia maupun di akhirat. Ini adalah kewajiban seorang muslim
kepada saudaranya muslim yang lain.
Di
antara bahaya yang akan menimpa ukhti yang tidak berhijab, baik di dunia maupun
di akhirat, adalah seperti di sebutkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam
sabdanya :
"
سيكون في آخر أمتي رجال بركبون على السروج كأشباه الرجال ينـزلون عل أبواب المساجد
نسائهم كاسيات عاريات على رؤوسهن كأسنمة البخت العجاف العنوهن فإنهن ملعونات"
( رواه أحمد ( 2/223) قال الهيثمي : رجال أحمد رجال الصحيح ( مجمع الزوائد ).
“ Akan ada di akhir umatku, kaum laki yang menunggang pelana (
seperti layaknya kaum lelaki ) mereka turun di depan pintu-pintu masjid,
wanita-wanita mereka berpakaian ( tetapi ) telanjang
, di atas kepala mereka ( terdapat) sesuatu seperti punuk onta yang lemah
gemulai. Laknatlah mereka ! sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita terlaknat”[8]
.
Wahai
ukhti yang tidak berhijab! Tahukah engkau makna laknat ? Laknat artinya
dijauhkan dari rahmat Allah Ta’ala.
Dalam
hadits tadi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan setiap
muslim, agar melaknat tipe wanita seperti yang telah disebutkan. Yaitu mereka
yang mengenakan pakaian di tubuh mereka tapi tidak sampai menutup auratnya,
sehingga seakan –akan mereka telanjang dalam hadits lain Rasulullah r
bersabda :
"
صنفان من أهل النار لم أرهما قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس، ونساء
عاريات مميلات مائلات رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة لا يدخلون الجنة ولا يجدون
ريحها وإن ريحها لتوجد من مسيرة كذا وكذا" رواه مسلم ( 2118)
“ Dua kelompok termasuk penghuni neraka, aku ( sendiri) belum
pernah melihat mereka, yaitu orang-orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi,
dengannya mereka mencambuki manusia, dan para wanita yang berpakaian ( tetapi )
telanjang , bergoyang-goyang dan berlenggak lenggok, kepala mereka ( ada
sesuatu ) seperti punuk onta yang bergoyang-goyang. Mereka tentu tidak masuk
surga, bahkan tidak mendapatkan baunya, dan sesungguhnya bau surga itu tercium
dari jarak perjalanan sekian dan sekian”.( HR Muslim ,No : 2128).
Dalam
hadits tersebut terdapat sifat-sifat secara rinci tetang golongan wanita ini,
yaitu :
1.
mengenakan sebagian pakaian , tetapi dia menyerupai orang telanjang, karena
sebagian tubuh mereka terbuka dan itu mudah membangkitkan birahi laki-laki,
seperti paha, lengan, rambut, dada, dan lain-lainnya. Juga pakaian yang tembus
pandang atau yang amat ketat, sehingga membentuk lekuk –lekuk tubuhnya, maka ia
seperti telanjang, meski berpakaian.
2. jalannya lenggak-lenggok dan bergoyang
sehingga membangkitkan nafsu birahi.
3. kepalanya tampak lebih tinggi,
karena ia membuat seni hiasan dari bulu atau rambut sintesis, karena tingginya
ia seperti punuk onta.
Hadits
tersebut juga menjelaskan hakikat golongan wanita yang tidak masuk surga,
bahkan sekedar menciaum bau wanginyapun tidak, padahal rahmat Allah meliputi
segenap langit dan bumi. Belum lagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
menyuruh kaum muslimin agar melaknat mereka: “laknatlah
mereka,sesungguhnya mereka adalah wanita terlaknat”.
Kami
tidak menginginkan, selain kebaikan bagi anda. Kekhawatiran bagi diri anda,
mendorong kami berharap dari lubuk hati kami yang paling dalam, untuk
menjauhkan anda dari segala yang tidak
disenangi. Semoga Allah mengisi hati anda
dengan cahayaNya yang tidak pernah padam, lalu anda menang dalam pertarungan
melawan setan jin dan manusia, selanjutnya anda berketepatan melepaskan jeratan
dan memerdekakan diri dari tawanan hawa nafsu, menuju alam kebebasan,
kemuliaan, kehormatan, ketenangan dan alam kesucian.
4.
Apakah
anda menjamin umur masih panjang?
Wahai
ukhti yang tidak berhijab! Engkau tidak mau berhijab dengan dalih masih belum
dewasa, apakah engkau dapat menjamin umurmu masih beberapa saat? Apakah engkau
tahu, atau seseorang mengabarkan kepadamu tentang kapan engkau bakal mati?
Jika tidak, maka boleh jadi kematian
akan menjemputmu setelah setahun, sebulan, seminggu, sehari, sejam, atau
sedetik kemudian. Semua itu serba mungkin, selama kita tidak tahu ajal kita
akan datang.
Wahai ukhti, kematian tidak hanya
mengetuk pintu orang yang sakit, tidak pula orang yang lanjut usia saja, tetapi
juga orang-orang yang sehat walafiat, orang dewasa,pemuda, bahkan bayi yang
masih menetek di pangkuan ibunya, banyak contoh yang tidak bisa dipaparkan.
G.
KISAH-KISAH
NYATA
1.
Kematian
yang tiba-tiba:
Seorang
anggota parlemen dalam kondisi kesehatan yang prima, penuh energik dan memiliki
etos kerja sangat tinggi, orangnya masih muda. Namun, tiba-tiba virus ganas
menyerang otaknya. Tak berlangsung lama, virus tersebut berubah menjadi
segumpal daging. Anggota parlemen itu akhirnya tidak berdaya dan meninggal
dengan cara yang amat mengenaskan.
2.
Kematian
tak kenal orang sehat sehat atau sakit:
Seorang
komandan tinggi dijajaran angkatan bersenjata, ia tidak pernah mengeluhkan
suatu penyakit apapun, tubuhnya padat berisi, otot-ototnya kekar, lincah dan
gesit dalam melakukan tugas diteritorialnya. Seperti biasa , pada suatu malam,
ia pergi tidur. Di pagi hari, sang ibu membangunkannya. Tak ada jawaban. Apa
yang terjadi ? ternyata tubuhnya telah dingin dan terbujur kaku. Tidur itu
mengahantarkan pada kematian yang tak akan kembali lagi.
3.
Temanku mati terbakar
Abu
Abdillah berkata : “ Aku tak tahu, bagaimana harus menuturkan kisah ini padamu.
Kisah yang pernah aku alami sendiri beberapa tahun yang lalu, sehingga mengubah
total perjalanan hidupku, sebenarnya aku tak ingin menceritakannya, tapi demi
tanggung jawab di hadapan Allah, dan peringatan bagi para pemuda yang
mendurhakai Allah dan demi pelajaran bagi para gadis yang mengejar bayangan
semu, yang disebut cinta, maka aku ungkapkan kisah ini.
Ketika
itu, kami tiga sekawan. Yang mengumpulkan kami adalah kesamaan nafsu dan
kesia-siaan. Oh tidak, kami berempat satunya lagi adalah setan.
Kami
berburu gadis-gadis. Mereka kami rayu dengan kata-kata manis, hingga mereka
takluk, lalu kami bawa ke sebuah taman kecil terpencil. Di sana kami berubah
menjadi serigala-serigala yang tak
menaruh belas kasihan mendengar rintihan permohonan mereka, hati dan perasaan
kami sudah mati.
Begitulah hari-hari kami di taman, di tenda
atau dalam mobil yang di parkir di pinggir pantai. Sampai suatu hari, yang tak
pernah saya bisa melupakannya, seperti biasa kami pergi ke taman. Seperti biasa
pula, masing-masing kami menyantap satu mangsa gadis, di temani minunan laknat.
Satu hal kami lupa saat itu, makanan. Segera salah seorang di antara kami
bergegas membeli makanan dengan mengendarai mobilnya. Saat ia berangkat. Jam
menunjukkan pukul enam sore. Beberapa jam berlalu, tapi taman kami itu belum
juga kembali. Pukul sepuluh malam , hatiku mulai tak enak dan gusar. Maka
aku segera membawa mobil untuk
mencarinya, di tengah perjalanan, di kejauhan aku melihat jilatan api, aku
mencoba mendekat.
Astaghfirullah,
aku hampir tak percaya dengan yang kulihat. Ternyata api itu bersumber dari
mobil temanku yang terbalik dan terbakar. Aku panik seperti orang gila. Aku
segera mengeluarkan tubuh temanku dari mobilnya yang masih menyala. Aku ngeri
tatkala melihat separuh tubuhnya masak terpanggang api. Kubopong tubuhnya lalu
kuletakkan di tanah.
Sejenak
kemudian, dia berusaha membuka kedua belah matanya, ia berbisik lirih : “ api
…., api ……!
Aku
memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit dengan mobilku. Tetapi dengan suara
campur tangis, ia mencegah: “ Tak ada gunanya .. aku tak akan sampai …!
Air
mataku tumpah, aku harus menyaksikan temanku
meninggal di hadapanku. Di tengah kepanikanku, tiba-tiba ia berteriak
lemah: “ apa yang mesti kukatakan kepadaNya? Apa yang mesti kukatakan padaNya?
Aku
memandanginya penuh keheranan. “ siapa ? Tanyaku. Dengan suara yang seakan berasal dari sumur yang amat dalam, dia
menjawab : “Allah!”
Aku
merinding ketakutan. Tubuh dan perasaanku terguncang keras. Tiba-tiba temanku
itu menjerit, gemanya menyelusup kesetiap relung malam yang gulita, lalu
kudengar teriakan nafasnya yang terakhir
: “ Innaalillaahi wa’inna ilaihi raajiuun.”
Setelah
itu, hari-hari berlalu seperti sedia kala, tetapi bayangan temanku yang
meninggal, jerit kesakitannya, api yang membakarnya, dan lolongannya” apa yang
harus kukatakan padaNya ? Apa yang harus kukatakan padaNya? Seakan terus
membuntuti setiap gerak dan diamku.
Pada
diriku sendiri aku bertanya: “ Aku …apa yang harus kukatakan padaNya?
Air
mataku menetes lalu sebuah getaran aneh menjalari jiwaku. Saat puncak
perenungan itulah, sayup-sayup aku mendengar adzan subuh menggema: Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaaha illa Allah …. Asyhadu Anna Muhammadar
Rasuulullah, Hayya ‘ Alash Shalaah …”
Aku
merasa bahwa adzan itu hanya ditujukan pada diriku saja. Mengajakku menyingkap
fase kehidupanku yang kelam, mengajakku pada jalan cahaya dan hidayah. Aku
segera bangkit mandi dan wudhu, mensucikan tubuhku dari noda-noda kehinaan yang
menenggelamku selama bertahun-tahun.
Sejak
saat itu, aku tak pernah lagi meninggalkan shalat. Aku memuji Allah, yang tidak
layak dipuji selain Dia. Aku telah menjadi manusia lain. Maha Suci Allah yang
mengubah berbagai keadaan. Dengan seizing Allah , aku telah menunaikan umrah.
Insya Allah aku akan melaksanakan haji dalam waktu dekat, siapa yang tahu ?
umur ada di tangan Alloh ? [[9]].
4.
Kesudahan
yang berlawanan:
Tatkala
masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orang tuaku dalam lingkungan
yang baik. Aku selalu mendengar do’a ibuku saat pulang dari keluyuran dan
begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang.
Aku heran mengapa ayah shalat begitu lama, apa lagi jika saat musim dingin yang
menyengat tulang.
Aku sungguh heran, bahkan hingga aku
berkata kepada diriku sendiri : “ alangkah sabarnya mereka …. Setiap hari
begitu ….. benar-benar mengherankan!.
Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan
orang mukmin, dan itulah shalat-shalat orang-orang pilihan… mereka bangkit dari
tempat tidurnya untuk bermunajat kepada Allah.
Setelah menjalani pendidikan militer, aku
tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari
Allah.padahal berbagai nasihat kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.
Setelah tamat dari pendidikan, aku
ditugaskan di kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman
sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.
Di sana, aku tak mendengar lagi suara
bacaan Al Qur’an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku
shalat. Aku benar-benar hidup sendirian jauh dari lingkungan keluarga yang dulu
kami nikmati.
Aku ditugasi mengatur lalu lintas di jalan
tol. Di samping menjaga keamanan jalan. Tugasku membantu orang-orang yang
membutuhkan bantuan. Pekerjaan baruku sungguh menyenangkan, aku lakukan
tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi, tetapi hidupku bagaikan di
ombang- ambingkan ombak.
Aku bingung dan sering melamun sendirian…
bayak waktu luang …. Pengetahuanku terbatas.
Aku mulai jenuh… tak ada yang menuntunku di
bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir setiap hari yang kusaksikan hanya
kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk
penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah
sebuah peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan.
Ketika itu, kami dengan seorang kawan
sedang bertugas di sebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol … tiba –tiba kami
dikagetkan oleh sebuah benturan yang amat keras, kami mengedarkan pandangan.
Ternyata sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah
yang berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong
korban.
Kejadian yang sungguh tragis. Kami lihat
dua awak salah satu mobil dalam kondisi sangat kritis, keduanya segera kami
keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah.
Kami cepat-cepat menuju mobil satunya.
Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan. Kami kembali kepada
dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan
kalimat syahadat.
Ucapkanlah : “Laailaaha Illallaah …
laailaaha illallaah perintah temanku.
Tetapi sungguh mengherankan, dari mulutnya
malah meluncur lagu-lagu. Keadaan ini membuatku merinding. Temanku tampaknya
sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat… kembali ia menuntun korban itu
membaca syahadat.
Aku diam membisu, aku tak berkutik dengan
pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan
kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan
syahadat , tetapi … keduanya tetap terus saja melantunkan lagu tak ada gunanya…
Suara lagunya terdengar semakin melemah..
lemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang
kedua. Tak ada gerak … keduanya telah meninggal dunia.
Kami segera membawa mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak
berbicara sepatah katapun. Selama perjalanannya ada kebisuan, hening.
Kesucian pecah ketika temanku mulai bicara.
Ia berbicara tentang hakikat kematian dan su’ul khatimah ( kesudahan
yang buruk ) . ia berkata : “ Manusia akan mengakhiri hidupnya………
Wallahu a’lam
bisshawwab...........................................!!!
b.
Kedua tanganmu berlumur debu maksudnya : menjadi fakir ( Subulus Salaam,
2/112
c.
Dalam Al Misbah di sebutkan , تربت يداك adalah ungkapan bhasa
orang-orang Arab dalam bentuk do’a. hanya saja saja dalam hadits ini tidak
dimaksudkan sebagai do’a, tetapi sebagai motivasi dan anjuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar